Thursday 27 December 2012

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan


Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan

Ilmu Budaya Dasar atau IBD, awalnya dinamakan Basic Humanities, yang berasal dari Bahasa Inggris, the humanities. Istilah ini berasal dari Bahasa Latin, yaitu Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities, orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Pada umumya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya. Semua cakupan tersebut mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menerjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, dan sebagian menejermahkan menjadi pengetahuan budaya.
Dengan menggunakan konsep Humanities, IBD berkaitan dengan cabang-cabang ilmu lainnya seperti filsafat, teologi, seni, dan cabang-cabangnya termasuk satra, sejarah, cerita rakyat, dsb.
1.     Pengertian Sastra dan Seni
Seni yang merupakan cabang dari the humanities merupakan sastra yang mempunyai peranan paling penting karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif. Ekspresi seni sifatnya tidak normatif agar lebih mudah berkomunikasi dan agar nilai yang disampaikan lebih fleksibel. Seni tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ini dikarenakan seni merupakan ekspresi manusia terhadap sesuatu. Seni memegang peranan yang penting, karena nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya normatif.
Seni (dalam konteks kebudayaan) adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Hampir disetiap zaman, seni termasuk sastra mempunyai peranan yang penting. Ini terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan. Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.    
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.” Sastra adalah segala bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirirannya. Sastra juga meliputi segala macam bentuk tulisan yang ditulis oleh manusia, yaitu seperti catatan ilmu pengetahuan, undang-undang dan lain-lain.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, maka seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra menggunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia menggunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia menggunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia menggunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
2.     Penerapan Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
Di samping puisi, dalam kesusastraan dikenal pula bentuk drama sebagai wujud karya fiksi yang prosais. Apabila drama digunakan sebagai sumber pengajaran IBD, tentu bukan suatu hal yang aneh, karena dalam batas-batas tertentu unsur-unsur drama, terutama jika drama dilihat sebagai karya sastra, dapat disajikan lewat materi fiksi. Drama pada dasarnya dapat disikapi sebagai karya pentas dan karya sastra. Puisi dan drama sebagai karya sastra akan dibahas dalam kaitannya dengan konsepsi IBD yang terdapat di dalamnya.
2.1.                         Penerapan IBD Dalam Puisi
Dipandang dari segi bentuk, pada umumnya puisi dianggap sebagai pemakaian atau penggunaan bahasa yang intensif. Minimnya jumlah yang digunakan dan padatnya struktur yang dimanipulasikan, sangat berpengaruh dalam menggerakkan emosi pembaca karena gaya penuturan dan daya lukisnya. Bahasa puisi dikatakan lebih padat, lebih indah, lebih cemerlang dan hidup daripada bahasa prosa atau percakapan sahari-hari. Bahasa puisi mengandung pengunaan lambang-lambang metaforis dan bentuk-bentuk intuitif lain untuk mengekspresikan gagasan, perasaan dan emosi, karena puisi senantiasa mengapai secara ekskutif ke arah imajinasi dan ranah(domain) bentuk-bentuk emotif dan artistiknya sendiri. Untuk itu, kepadatan bahasa puisi sebenarnya sangat berkaitan sacara sinkron dan integratif dengan upaya sang penyair dalam memadatkan sejumlah pikiran, perasaan dan emosi serta pengalaman hidup yang diungkapkannya. Hal yang membedakan seorang penyair dari pengarang prosa adalah kemampuannya dalam mengekspresikan hal-hal yang sangat besar dan luas dalam bentuk yang ringkas dan padat. Dan dipandang dari segi isinya, puisi yang bagus merupakan ekspresi yang benar (genuine expression) atas keseluruhan kepribadian manusia sehingga dapat menyampaikan keinsyafan pikiran dan hati manusia terhadap pengalaman dan peristiwa kehidupan secara luar biasa.
2.1.1         Mengapa puisi disajikan dalam IBD?
Adapun alasan-alasan yang menjadi dasar penyajian dari penyair puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar (IBD) antara lain:
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
Puisi biasanya merupakan suatu bentuk eskpresi diri dari pengalaman hidup sesorang atau memiliki kekuatan tersendiri untuk memperluas pengalaman hidup aktual dengan jalan mengatur dan mensintesekannya. Puisi juga mampu menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair kedalam puisinya, dimana manusia ingin menunjukkan ke-eksisannya dalam kehidupan, dimana imaginative entry yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup dengan puisi yang dihasilkan.
2.      Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Puisi yang mengajak mahasiswa untuk menjenguk hati/pikiran manusia, karena puisi bisanya mampu menyentuh sisi-sisi yang mengenai perihal :
a.       Topeng yang dipakai manusia dalam dunia nyata.
b.      Berbagai peran yang diperankan orang dalam dalam menampilkan dirinya di dunia atau lingkungan masyarakat.
Dengan adanya karya sastra puisi, kita diharapkan dapat merenungkan kejadian yang telah kita alami sebelumnya, karena puisi tersebut mewakili pengalaman hidup sesorang.
3.      Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan pengetahuan kepada manusia/makhluk sosial yang terlibat issue dan permasalahan sosial. Secara imajinatif puisi lewat penafsiran tentang situasi dasar kondisi manusia sosial. Puisi juga menjadikan manusia sadar akan pengetahuan akan lingkungan sekitarnya, dimana manusia terlibat dalam masalah sosial.
4.      Puisi Dan Nilai-Nilai
Dalam bahasa puisi banyak sajian nilai-nilai ( value ) yang bermanfaat bagi lingkungan hidupnya. Kita akan mendapatkan laki-laki atau perempuan yang telah siap terhadap terhadap moral dan etika yang telah menjadi pilihannya.

Contoh Puisi:

KANDUNGAN


Ia merenda baju mungil dan harapan

Rahim yang subur menyimpan sebagian angan-angan.

Lesu dibebani kandungan dan mimpi yang bersarang  di dada

Dipuasi diri dengan beras mentah dan mangga muda.


Yang tergolek dikandung dicinta bunga hidupnya

Dendangnya dilagukan sekarang menyanyi pula pondang

Terbayang sudah sepasang mata menggenggam separo dirinya.


Dan lakinya memandang dengan pandang warna teja

Merasa sebagian dari nyawa dirahim istrinya juga

Keduanya bertatapan, bicara dalam kediamannya

Terungkap peranan rasa memberi warna pada senja.


Lalu lelaki itu membelai perut istrinya

Dicium pada pusat dengan hangat rindu surga

Terasa menggeronjol bayi dirahim manja

Perempuan itu menggigit punggung lakinya


( W.R. Rendra, 1961, dalam buku M. Habib Mustopo, hlm. 28)

2.2.                         Penerapan IBD Dalam Prosa Fiksi

Istilah prosa fiksi banyak penandaannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, fictional narrative, prose fiction, atau hanya fiction saja. Kata lain dari fictionem diambil dari kata fingere artinya menggambarkan atau menunjukan. Dalam bahasa indonesia yang sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisah yang mempunyai pemeran, lakuan aksi, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Adapun kegunaan prosa dalam Ilmu Budaya Dasar adalah :
·         Prosa fiksi memberikan kesenangan
Kesenangan yang diroleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana jika ia mengalami sendiri peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembakan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya selama hidupnya. Pembaca dapat mengenal tokoh-tokoh aneh atu asing tingkahlakunya atau mungkin tokoh yang perjalanan hidupnya rumit untuk mencapai kesuksesan.
·         Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan suatu informasi yang tidak terdapat dalm ensiklopedi. Jika kita memerlukan suatu fakta kita dapat membuka buku. Namun, jiak kita menginginkan wawasan yang berbeda dari semua hal yang ada dalam fakta, kita harus memilih sastra. Dari sastra kita mungkin mendapatkan nilai-nilai dari sesuatu diluar perhatian kita. Dari novel kita dapat mempelajari sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang sama sekali asing.
·         Prosa fiksi memberikan warisan kultular
Pelajaran sejarah dapat memberikan sebagian warisan kultular kepada mahasiswa. Demikina pula dengan pelajaran matematika, seni dan musik. Mahasiswa yang mempelajari bahasa dan sastra akan memperoleh kontak dengan impian-impian, harapan-harapan, dan aspirasi-aspirasi, sebagai akar dari kebudayaan. Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi dan menjadi sarana bagi pemindahan warisan bangsa yang takhenti-hentinya.
Novel-novel terkenal seperti Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Layar Terkembang mengungkapkan impian, harapan, dan aspirasi dari generasi terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Bagi bangsa indonesia, novel- novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti Jalan Tak Ada Ujung,  atau Pemburuhan merupakan nivel yang berarti. Kita menyadari bahwa revolusi adalah suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, sementara generasi muda tidak menyadarinya secara fisik. Karena mahasiswa tidak mengalaminya secara fisik, mereka perlu diberi sentuhan jiwa kepahlawanan melalui hasil-hasil sastra bukan melalui rumusan-rumusan ajaran yang mungkin menjemukan atau sama sekali tidak menyentuh hati nuraninya.
·         Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juka memungkinkan seseorang lebih banyak memiliki kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangkaian aksi (action) yang mungkin sangat berbeda kehidupannya sendiri. Rangkaian aksi itu mungkin tidak pernah ada atau tidak pernah terjadi dalam kehidupan faktual.
2.3.                         Penerapan IBD Dalam Drama
Drama sebagai karya pentas (teater) melibatkan unsur-unsur teater seperti :
1.      Dekorasi pentas
2.      Komposis pentas,baik yang berkenaan dengan bahan bergerak (aktor),maupun bahan statis (peralatan pentas)
3.      Tata pakaian (costume)
4.      Tata rias (make up)
5.      Tata sinar (lighting)
6.      Tata bunyi / latar belakang bunyi (sound effects)
Kata drama bersasal dari kata greek draien yang berarti to do,to act. Sementar itu, kata teater berasal dari kata greek the atronn yang berarti to see,to view. Perbedaan kedua istilah itu daoat dilihat pada pasangan ciri-ciri berikut :
Drama
Teater
Play
Performance
Script
Production
Text
Staging
Author
Actor
Creation
Interprestation
Theory
Pratice
Dari perbandingan diatas, tampak bahwa dalam lebih merupakan lakon yang dipentaskan, skip yang belum diproduksikan, teks yang belum dipanggungkan atau hasil kreasi pengarang yang dalam batas-batas tertentu dalam masih bersifat teoritis. Sementara itu teater masih lebih merupakan performasi dari lakon atau hasil interprestasi aktor dari kreasi pengarang yang dalam batas-batas tertentu bersifat mempraktekkan.
2.4.                         Penerapan IBD Dalam Dialog
Dialog merupakan percakapan di dalam karya sastra atau drama, atau karangan yang menggambarkan percakapan di antara dua tokoh atau lebih.
Di dalam fiksi atau drama, dialog difungsikan untuk mengembangkan unsur-unsur lainnya seperti: alur, tokoh, nada, ironi, dan tema. Pada umumnya, dialog dalam fiksi sophisticated tidak hanya berfungsi sebagai pelayan satu unsur lainnya.
Terdapat dua aliran dalam karya sastra yang mengandung dialog di dalamnya, aliran-aliran tersebut yaitu:
·         Realisme
Realisme merupakan aliran yang timbul berdasarkan cara yang alamiah.aliran ini menitik beratkan pada objeknya.memang agak sulit dipungkiri,benarkan karya sastra yang realis dapat sepenuh nya realis tanpa dipengaruhi oleh faktor penulisnya.agar tidak membingungkan,diadakan kesepakatan yaitu karya sastra yang lebih mengutamakan objeknya disebut sebagai karya dari aliran realisme.
Karya sastra dalam pengetahuan,seperti sejarah,ekonomi dan lebih-lebih yang eksakta merupakan contoh realisme.
Aliran realisme dibagi lagi ke dalam beberapa sub aliran, yaitu:
Ø  Impresionisme
Adalah realisme yang mendasarkan uraianna pada impresi atau kesan. Ciri khas aliran ini adalah mengemukakan kesan yang sifatnya mendatar, tidak mendalam, dan memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk lebih memperdalam sendiri pengertian dari hal-hal yang telah disampaikan.
Contoh: laporan seorang wartawan tentang kesan-kesannya terhadap suatu peristiwa.
Ø  Naturalisme
Aliran dalam seni sastra yang tidak hanya mengandung pengertian apa adanya atau alami, tetapi juga mengandung pengertian tentang hal-hal yang bersifat buruk atau mesum (porno).
Ø  Neo-Naturalisme
Naturalisme dalam bentuk baru. Dalam aliran ini, karya sastra tidak hanya disajikan dalam bentuk buruknya saja, namun juga dalam bentuk/sisi baik.
Ø  Determinisme
Merupakan cabang realisme yang mentitkberatkan pada hal-hal yang telah ditentukan. Dalam aliran ini, jalan cerita yang ditelusuri adalah penentuan nasib yang cenderung berupa nasib buruk.
·         Ekspresionisme
Merupakan  aliran dalam seni sastra yang timbul berdasarkan ekspresi penciptanya sehingga titik berat terletak pada subjeknya. Oleh karena itu, sifat dari aliran ekspresionisme sangat subjektif..
Aliran ekspresionisme dibagi menjadi beberapa sub-aliran, antara lain:
Ø  Romantik
Merupakan ekspresi dari perasaan sebagai reaksi atas berkembangnya faham rasionalisme di Perancis, yaitu faham yang mengutamakan kebenaran atas dasar pikiran untuk membangkitkan semangat rakyat Perancis dalam melawan bangsa-bangsa yang ingin menindas semangat revolusi Perancis.
Ø  Idealisme
Dalam aliran idealisme, selalu diceritakan tentang keteguhan pada ide atau cita-cita sehingga apa yang dilukiskan oleh pengarang memberikan gambaran yang sangat bagus mengenai cita-cita yang ingin dicapai oleh pelaku.
Ø  Simbolik
Aliran ekspresionisme yang memiliki kecenderungan dalam melambangkan sesuatu. Dalam kerangka aliran ini, pembaca harus sanggup mencari makna yang sesungguhnya di balik lukisan/penggambaran yang diberikan.
Ø  Surealisme
Surealisme berarti lebih dari realisme. Di sini pengarang mencetuskan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya secara serta-merta (spontan) sehingga apa yang dilukiskannya bercampur baur dengan angan-angannya yang timbul pada waktu itu.
3.     Hubungan Sastra dan Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
Sastra dan seni sangat erat sekali hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar termasuk materi yang berkaitan dengan sastra dan seni itu sendiri. Materi yang diulas dalam ilmu budaya dasar berkaitan dengan dua hal tersebut. Seperti yang telah dijelaskan diatas, sastra dan seni memegang peranan penting dalam IBD. Sastra dan IBD memiliki hubungan untuk mempermudah manusia dalam berkomunikasi. Dengan mempelajari sastra, manusia dapat melahirkan banyak ilmu pengetahuan dan inovasi-inovasi baru. Sementara hubungan IBD dengan seni, manusia dapat mengekspresikan nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada dirinya melalui tulisan, lagu, lukisan atau pun yang dapat berhubungan dengan seni.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1.      Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2.      Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3.      Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .
Hubungan ilmu budaya dasar dengan kesusastraan karena mengandung unsur-unsur bahasa. Ada beberapa alasan mengapa ilmu budaya dasar sangat penting hubungannya dalam hal kesusastraan :
·         Sastra merupakan bahasa yang mempunyai kemampuan yang menampung kegiatan manusia
·         Sastra juga lebih mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sementara itu filsafat mengunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstra. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Saddam Ritonga. 2012. KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN. http://saddamhuseinritonga.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.

Fahrizal Pambudi Malik. 2012. Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan. http://fachrizalpambudi.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.

Anonim. 2012. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan. http://thefimsite.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.

Komang Sugiartha. 2011. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan.  http://sugiartha26.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2012.

Albi Samjaya. 2011. Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan. http://deathneverlost.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.

Sastra Harefa. 2011. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan.  http://harefa12.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.

Anonim. 2011. Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan.  http://theentrust.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012.





No comments:

Post a Comment